Malam 1 suro adalah malam yang sangat sacral bagi masyarakat Jawa. Malam 1 suro adala malam pergantian tahun baru jawa yang jatuh pada 1Muharram. Saat malam 1 suro biasanya orang melakukan ritual tirakatan, semedi, ikhtiar, dan lain sebagainya. Awal bulan 1 suro biasanya digunakan untuk lebih mengingat dan dekat dengan sang pencipta.
Di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat mereka melakukan peringatan 1 suro dengan cara membawa benda pusaka mengelilingin benteng dengan diikuti ribuan warga Jogjakarta yang berada di sana maupun orang-orang yang memang khusus dating ke sana untuk mengikuti ritual tersebut.
Saat mengelilingi benteng, Anda tidak diperbolehkan bicara satu patah katapun. Dan diharapkan untuk masyarakat sambil merenungi apa yang telah ia lakukan semasa hidupnya. Dan hendaklah meraka dekat dengan Tuhan lebih dari sebelumnya dan melakukan melakukan banyak-banyak doa.
Pada bulan 1 suro memang biasanya dilakukan dengan mengingat PenciptaNya, dan menyadari kita hanyalah butiran debu. Harus intropeksi lebih banyak lagi dan waspada dalam bertindak, bertingkah laku, dan bertutur kata. Biasanya waktu-waktu seperti ini adalah cara untuk membuat Anda semakindewasa dan semakin bijak dari tahun ke tahun.
Biasanya saat 1 suro, pada bulan-bulan awal. Masyarakat sangat pantang untuk melakukan pernikahan. Karena bulan suro adalah bulan untuk kita mendekatkan diri dan banyak berdoa, bukan untuk hura-hura seperti saat pernikahan.